
Sekolah Penggerak di Manggarai Timur Diminta Berperan Aktif Terapkan Kurikulum Merdeka Belajar
Penulis : Paulus Tengko
TVRINews, Manggarai Timur
Mengatasi krisis pembelajaran, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meluncurkan program Merdeka Belajar Episode ke-15: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar.
Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi siswa agar dapat bersaing secara global.
Bruno Ismail, Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Manggarai Timur mengatakan, efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus makin menguatkan pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif.
Kabid SD itu menyebutkan beberapa keunggulan Kurikulum Merdeka :
Pertama, lebih sederhana dan mendalam karena kurikulum ini akan fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya.
Kedua, tenaga pendidik dan peserta didik akan lebih merdeka karena bagi peserta didik, tidak ada program peminatan di SD, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya.
"Para guru akan mengajar sesuai tahapan capaian dan perkembangan peserta didik. Lalu sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik." Jelas dia.
Ketiga, penerapan Kurikulum Merdeka lebih relevan dan interaktif di mana pembelajaran melalui kegiatan projek akan memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual.
Misalnya, isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.
Dia juga menyampaikan dampak positif penerapan Kurikulum Merdeka di sekolahnya. Dengan menerapkan kurikulum prototipe (Kurikulum Merdeka) sekolah penggerak, sekolahnya bisa mengembangkan karakter profil pelajar Pancasila sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik.
“Menggunakan pembelajaran berbasis projek, memberikan kesempatan kepada siswa lebih percaya diri untuk belajar melalui pengamatan bagaimana bekerja sama, bagaimana toleransi antarsesama dalam mewujudkan profil Pelajar Pancasila,” tuturnya.
Bruno kembali mengingatkan, sejak tahun ajaran 2021/2022, Kurikulum Merdeka yang sebelumnya dikenal sebagai Kurikulum Prototipe telah diimplementasikan di hampir 2.500 sekolah yang mengikuti Program Sekolah Penggerak (PGP) dan 901 SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) sebagai bagian dari pembelajaran paradigma baru.
Sehingga dirinya mengimbau para guru dan kepala sekolah agar mempelajari pilihan-pilihan kurikulum dan informasi lebih mendalam tentang Kurikulum Merdeka dari Platform Merdeka Mengajar serta kurikulum.kemdikbud.go.id.
Kemudian, bagi Satuan Pendidikan yang berminat dapat mengisi angket dan mendaftar untuk menerapkan Kurikulum Merdeka pada kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id, sampai 31 Maret 2022. Untuk satuan pendidikan swasta perlu mendapatkan persetujuan dari Yayasan.
“Ayo, unduh Platform Merdeka Mengajar dan pelajari lebih dalam, serta mengambil peran untuk menyukseskan Kurikulum Merdeka.” Ajak Bruno.
Editor: Abdullah Fikri