Penulis: Intan Kusumawardani
TVRINews, Jakarta
Presidensi G20 Indonesia telah memberikan kontribusi terhadap penguatan arsitektur kesehatan global. Salah satunya adalah pembentukan Pandemic Fund yang akan mendukung pembiayaan kesiapsiagaan negara berpendapatan rendah dan menengah menghadapi pandemi di masa depan.
Baca Juga: Kisah Menarik, Korban Gempa Cianjur Tergerak Jadi Relawan
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat memimpin pertemuan COVAX Advance Market Commitment Engagement Group (AMC EG) bersama Menteri Kesehatan Ethiopia dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada, pada Rabu (30/11/2022) waktu setempat.
“Presidensi G20 Indonesia memberikan prioritas tinggi pada penguatan arsitektur kesehatan global,” Kata Retno dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/12/2022).
Lebih lanjut, G20 juga menyepakati pentingnya kerja sama penguatan kapasitas produksi kesehatan di negara berkembang.
“Prinsipnya, negara berkembang harus menjadi bagian integral dalam rantai pasok kesehatan global,” ucap Retno
Selain itu, Retno juga menegaskan bahwa meskipun Presidensi G20 Indonesia telah berakhir, komitmen Indonesia terhadap penguatan arsitektur kesehatan global tetap kuat.
“COVAX akan terus menjadi bagian penting dari komitmen ini, khususnya untuk menjembatani ketimpangan vaksinasi COVID-19 antar negara,” ujar Retno.
COVAX mencatat penurunan tingkat kematian akibat COVID-19 sejak Februari 2022 sebesar hampir 90%, namun perlu diantisipasi kemungkinan gelombang baru COVID-19 akibat kemunculan dua sub-varian baru, yaitu BQ.1 dan XBB. Adanya vaksinasi, termasuk suntikan booster, masih menjadi solusi terbaik untuk hadapi virus COVID-19 yang terus berevolusi.
Sebagai informasi, COVAX AMC telah menyalurkan vaksin secara gratis kepada 92 negara berpendapatan rendah dan menengah. COVAX adalah bukti keberhasilan multilateralisme. Hingga kini, COVAX telah menyalurkan 1,84 milyar dosis ke seluruh dunia. 89,6% di antaranya (1,65 milyar dosis) dikirimkan ke 87 negara AMC. Rata-rata cakupan vaksinasi negara AMC mencapai 52%, naik dari 28% pada Januari 2022.
Pada 2023, kerja COVAX akan fokus pada sembilan area prioritas, termasuk di antaranya melanjutkan dukungan vaksinasi dan suntikan booster, serta mendukung riset dan pengembangan vaksin.
Baca Juga: Setelah Sambo, Saatnya Hendra Kurniawan Menjalani Sidang Hari Ini
Ke depannya, dukungan COVAX akan mulai disesuaikan berdasarkan kebutuhan dan capaian target vaksinasi, serta tantangan khusus yang dihadapi masing-masing negara, termasuk situasi kemanusiaan.
Editor: Redaktur TVRINews