Penulis: Christhoper Natanael Raja
TVRINews, Cianjur
Gempa bumi yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat pada hari Senin (21/11/2022) lalu membuat fasilitas layanan kesehatan harus siap untuk memberikan penanganan kepada korban yang terdampak.
Untuk itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meninjau kesiapan seluruh rumah sakit yang diterletak di wilayah sekitaran gempa supaya korban luka berat maupun korban luka ringan tertangani dengan baik. Tujuannya agar orang yang dirawat jangan sampai ada yang meninggal.
Budi meminta kepada tenaga kesehatan untuk fokus kepada orang yang sakit luka berat jangan sampai meninggal dan orang yang sakit luka ringan cepat sembuh. Hingga saat ini, Kamis (24/11), Tim Kementerian Kesehatan sudah mengidentifikasi jumlah pasien luka berat sebanyak 474 orang dan pasien luka ringan sekitar 1.800 orang.
“Pasien luka berat yang berjumlah 474 itu, 140 orang di antaranya sudah dirujuk ke rumah sakit di wilayah sekitar seperti Bogor, Sukabumi, dan Bandung,” kata Budi, Kamis (24/11).
Baca Juga: Kasus Covid-19 Kembali Naik, Keterisian Bed di RS Meningkat dalam Sepekan
Sementara, pasien dengan luka ringan mau diidentifikasi di mana saja mereka berada, kondisinya seperti apa, bisa dirawat atau tidak, kecukupan fasilitasnya, sampai keberadaan dokter yang bertugas.
“Dokter sekarang sudah berdatangan, yang dibutuhkan adalah dokter spesialis ortopedi dan bedah. Itu timnya sudah datang ada dari RS Hasan Sadikin, Bandung, RS Cipto Mangunkusumo, ada juga dokter dari TNI,” ujar Budi.
Menurut Budi, fasilitas yang masih kurang adalah ruang operasi, ia sendiri telah memeriksa ketersediaan ruang operasi di setiap rumah sakit di Cianjur, diantaranya di RS Bhayangkara ada 1 kamar operasi, di RSUD Sayang ada 8 ruang operasi, ruang tersebut bisa dipakai semua cuman perlu sedikit perbaikan. Kemudian di RS Dr. Hafiz terdapat 2 ruang operasi, dan di RSUD Cimacan ada 4 ruang operasi yang bisa digunakan.
“Jadi sebenarnya sudah cukup ada 15 ruang operasi kalau masing-masing ruang operasi menargetkan 10 kali tindakan. Artinya dalam sehari bisa ada 150 orang yang dioperasi. Dengan demikian 334 pasien bisa selesai dalam 3 hari sampai 4 hari,” ucap Budi.
Baca Juga: Korban Gempa Cianjur Bertambah Jadi 284 Meninggal dan Bangunan Rusak Tembus 28 Ribu Unit
Terkait obat-obatan, pasokan masih mencukupi karena jalur logistiknya terbuka.
“Obat-obatan tidak ada masalah. Saya tadi hanya melihat listrik mungkin perlu diperbaiki supaya alat-alat seperti CT Scan bisa digunakan. Itu penting sekali untuk bisa menangani masyarakat yang luka berat akibat gempa,” tutur Budi.
Editor: Redaktur TVRINews