
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa (Foto : Andy Buchanan/Pool via Reuters)
Penulis: Intan Kusumawardani
TVRINews, Kolombo
Masyarakat Sri Lanka menunggu surat pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa pada Kamis (14/7), sehari setelah ia melarikan diri ke Maladewa untuk menghindari protes yang dilakukan oleh rakyat akibat krisis ekonomi.
Gotabaya telah berulang kali meyakinkan Ketua Parlemen bahwa dia akan mengundurkan diri pada hari Rabu (13/7) kemarin. Namun, surat pengunduran dirinya sampai hari ini Kamis (14/7) tak kunjung ada.
Gotabaya dan istrinya serta dua pengawalnya meninggalkan bandara internasional utama dekat Kolombo dengan pesawat militer pada Rabu (13/7) pagi kemarin. Media Maladewa mengatakan saat ini dia sedang menunggu jet pribadi untuk terbang ke Singapura.
Pengunduran diri Gotabaya akan menjadikan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe sebagai Presiden sementara. Parlemen Sri Lanka memperkirakan akan menunjuk Presiden baru pada 20 Juli mendatang.
Baca Juga: Presiden Sri Lanka Melarikan Diri ke Maladewa, Masyarakat: Gota Pencuri
Krisis ekonomi paling serius di Sri Lanka terjadi setelah COVID-19 menghancurkan ekonominya yang bergantung pada pariwisata dan memangkas pengiriman uang dari pekerja di luar negeri.
Krisis diperparah dengan adanya utang pemerintah yang besar dan terus bertambah. Kenaikan harga minyak, pemotongan pajak populis dan larangan impor pupuk kimia tahun lalu yang menghancurkan pertanian, telah menambah kesengsaraan.
Negara kepulauan berpenduduk 22 juta orang itu hampir kehabisan cadangan devisa yang dapat digunakan untuk mengimpor kebutuhan pokok, termasuk makanan, obat-obatan, bensin dan solar.
Editor: Redaktur TVRINews