
Menpora Zainudin Amali
Penulis: Christhoper Natanael Raja
TVRINews, Jakarta
Penyelenggaraan ASEAN Para Games 2022 di Solo tinggal 11 hari. Persiapan terus dilaksanakan oleh berbagai pihak agar pesta olahraga bagi penyandang disabilitas ini berjalan lancar dengan mencanangkan sukses prestasi, sukses penyelenggaraan, dan sukses administrasi.
Salah satu isu yang paling keras dibahas pada event ini terkait munculnya dugaan maupun indikasi kecurangan yang menyebutkan bahwa atlet yang bertanding, bukan penyandang disabilitas.
Menanggapi isu tersebut, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali langsung membantahnya. Seleksi atlet yang bertanding akan diserahkan kepada tim khusus yang menentukan klasifikasi disabilitasnya.
"Ada tim untuk seleksi dan itupun ada klasifikasinya, 1,2,3, klasifikasi 4 itu makan pun harus disuapin," kata Amali kepada TVRINews.com di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Selasa (19/7/2022).
Menurut Amali, penyeleksian atlet dilakukan dengan ketat. Pasalnya, ia sudah menerapkan hal tersebut saat Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XIV Papua 2021 silam.
Ia menjabarkan bahwa tugas dari tim khusus ini untuk menentukan kategori disabilitasnya. Sebagai contoh, pertandingan cabang olahraga sepak bola cerebral palsy (CP).
"Seperti sepak bola CP itu terlihat seperti orang main bola normal, padahal begitu tidak main bola tidak seperti itu," ujar Amali.
Amali pun kembali menceritakan insiden saat final cabor sepak bola Peparnas XVI Papua, tahun lalu. Kala itu, Kalimantan Selatan memilih tidak melanjutkan pertandingan karena menganggap Papua tidak fair.
"Padahal technical meeting sudah dilakukan, sudah diklasifikasi, si A tingkat kecacatannya segini, si B segini. Bahkan dalam cabor sepak bola CP ada jatah-jatahnya tidak boleh lebih dari satu orang yang cacatnya lebih dari level 1", cerita Amali.
Menutup pernyataannya, Menpora selaku Ketua Penyelenggara dan Penanggung Jawab ASEAN Para Games 2022 menjamin bahwa segala bentuk kecurangan tidak akan terjadi dalam pelaksanaan pesta olahraga disabilitas tersebut
"Saya jamin itu tidak terjadi, tingkat Peparnas saja kita jaga betul. H-2 ada klasifikasi lagi, dilihat lagi dia masuk klasifikasi berapa, yang paling berat itu 4 ," tutur Amali.
Editor: Redaktur TVRINews