Penulis: Intan Kusumawardani
TVRINews, Colombo
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa akan mengundurkan diri dari jabatannya. Hal ini dikonfirmasi dari Kantor Perdana Menteri, Ranil Wickremesinghe, pada Senin (11/7).
Rajapaksa dikonfirmasi akan mengundurkan diri pada Rabu (13/7) mendatang setelah ribuan masyarakat Sri Lanka mendatangi kediamannya.
"Sri Lanka benar-benar telah berakhir," kata Huzaifa, warga Sri Lanka yang saat ini mengungsi ke Dubai, Uni Emirat Arab, Senin (11/7/2022).
Krisis ekonomi paling serius di Sri Lanka sejak kemerdekaan pada tahun 1948 terjadi, setelah COVID-19 menghancurkan ekonominya yang bergantung pada pariwisata dan memangkas pengiriman uang dari pekerja di luar negeri.
Krisis diperparah dengan adanya utang pemerintah yang besar dan terus bertambah. Kenaikan harga minyak, pemotongan pajak populis dan larangan impor pupuk kimia tahun lalu yang menghancurkan pertanian, telah menambah kesengsaraan.
Negara kepulauan berpenduduk 22 juta orang itu hampir kehabisan cadangan devisa yang dapat digunakan untuk mengimpor kebutuhan pokok, termasuk makanan, obat-obatan, bensin dan solar.
Editor: Redaktur TVRINews