Penulis : Toni Sontani
TVRINews, Tasikmalaya
Lomba ngurek (mancing ikan lubang dan sidat) merupakan kegiatan yang terbilang langka pada saat ini, pasalnya peminat dan jenis ikannya sangat langka, akibat perubahan ekosistem.
Namun di Kabupaten Tasikmalaya, salah seorang seniman yang juga pemerhati kebudayaan, Taufik Faturohman, warga Desa Pagersari, Kecamatan Pager Ageung, menginisiasi lomba Ngurek. Awalmya kegiatan tersebut hanya tingkat lokal, namun sekarang memperebutkan piala Gubernur Jawa Barat.
Menurut Taufik Faturohman, Ngurek merupakan tradisi khas Sunda yang sudah mulai ditinggalkan. Padahal jaman dahulu sudah menjadi kebiasaan. Begitu juga dengan Ikan Lubang atau Sidat yang sudah sulit ditemukan kecuali di sungai-sungai.
"Ikan Lubang atau Sidat merupakan ikan yang paling tinggi nilai proteinnya. Bahkan Negara Jepang sengaja mengekspor ikan tersebut dari Indonesia, nah mengapa kita tidak di lestarikan ikan tersebut," jelas Taufik.
" Dengan lomba Ngurek ini peserta atau warga merasa tergugah untuk membudidayakan Ikan Lubang atau Sidat tersebut, karena harganya yang cukup mahal", imbuhnya.
Asop salah seorang peserta mancing asal Jamanis Kabupaten Tasikmalaya mengaku, ikut lomba karena kesukaannya mancing Ikan Lubang atau Sidat. Ia juga ingin ikut peduli membudidayakan Ikan Lubang dan Sidat yang masih kecil di kolam miliknya
"Ngurek bagi saya sudah jadi kesukaan sejak lama. Selain menyukai ikannya, bahkan jika saya memiliki modal ingin mengembangkan usaha ini, jika sedang Ngurek yang paling asik tarikannya itu", ungkap Asop.
Tak tanggung-tanggung panitia menyiapkan hadiah Sepeda Motor bagi mereka yang mendapatkan berat tertinggi dari berat ikan yang di sediakan sebanyak 80 kg dengan besar bervariasi.