Penulis; Dian
TVRINews, Bontang
Pesta Laut Bontang Kuala 2022 resmi digelar dengan mengusung tema "Bessai Berinta Melestarikan Budaya Kota Bontang". Kegiatan ini diharapkan mampu menarik wisawatan untuk datang ke Kota Bontang, Rabu (16/11/2022).
Pesta laut yang berlangsung di kampung wisata Bontang Kuala diawali dengan pemukulan gong oleh Wakil Wali Kota Bontang Najirah pertanda dibukanya acara tersebut. Ratusan masyarakat dan paguyuban dari berbagai wilayah di Kota Bontang tampak hadir memadati lokasi acara, lengkap mengenakan pakaian adat masing-masing daerah.
Baca Juga: Sinergitas TNI/Polri Bantu Warga Lebong Terdampak Banjir
Tiga jenis tarian kreasi disuguhkan sebagai acara pembuka, yaitu Tari Jepen, Tari Baris Berantai, dan Tari Daling dari Suku Bajau. Ketua Panitia Pesta Laut Bontang Kuala Sanusi menjelaskan dalam agenda rutin ini digelar banyak rangkaian. Diantaranya lomba dayung dan tarik tambang di laut. Biasanya ada lomba berenang dan nyelam. Tetapi kegiatan itu ditiadakan lantaran ditakutkan ada buaya.
“Banyak kita pangkas tahun ini rangkaianya. Karena sering ada buaya di laut. Makanya kita kurangi aktivitas di air,” ujar Sanusi saat ditemui TVRINews.com di Bontang Kuala, Rabu (16/11).
Sementara, prosesi ritual tepong tawar turut dilakukan saat menyambut kedatangan Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Aji Muhammad Arifin, Wakil Wali Kota Bontang Najirah dan pejabat Forkopimda.
“Kalau menjamu karang sudah kami lakukan kemarin. Itu ritual utama yang harus dilakukan,” ujar Sanusi.
Ritual berikutnya ialah bebalai. Yang memiliki makna pengobatan orang sakit bagi penduduk Bontang terdahulu. Tujuan dengan adanya ritual tersebut agar diberi kesehatan dan terhindar dari penyakit.
“Sebagai wujud syukur kepada Allah SWT serta doa meminta perlindungan agar terhindar dari bencana,” ucap Sanusi.
Baca Juga: Fakta Baru Kasus Kalideres, PMJ: Mereka Tewas Bukan Karena Kelaparan!
Ritual terakhir yang tak kalah pentingnya ialah ancek, yaitu sebuah ritual yang mengitari singgasana yang terbuat dari rotan dan janur kuning yang diikat dan dianyam dengan iringan musik serta tabuhan kendang dan gamelan.
“Ritual lain yang tidak dilaksanakan yakni ritual bebalai puncak, bebalai popong, belian samper, pagar mayang dan melabuh perahu,” tutur Sanusi.
Sementara itu, Najirah mengapresiasi kegiatan budaya yang masih kokoh dan tetap dilestarikan. Menurutnya, ritual yang disajikan tadi bisa dijadikan sebagai objek edukasi budaya.
“Kearifan lokal ini harus dijaga bersama. Keikutsertaan masyarakat juga penting,” kata Najirah.
Pesta laut yang merupakan budaya turun temurun dalam adat Kutai yang selalu dilakukan masyarakat Bontang Kuala sebagai suatu perwujudan rasa syukur kepada Tuhan serta doa kepada Tuhan agar diberikan perlindungan.
Editor: Redaktur TVRINews