
Jejak Kedatuan Sokong yang Masih Dijaga Hingga Kini
Penulis: Ahmad Sonaji
TVRINews, Lombok Utara
Berbicara tentang sejarah kerajaan di Pulau Lombok, tidak lengkap rasanya jika tidak membahas tentang Kedatuan Sokong.
Kedatuan dalam hal ini merupakan Kerajaan. Seperti yang diketahui di Pulau Lombok terdiri dari banyak Kedatuan pada zamannya, salah satunya, yakni Kedatuan Sokong yang berada di Kabupaten Lombok Utara (KLU).
Pada perkembangannya Kedatuan Sokong ini dibagi menjadi dua bagian, yakni Sokong Belimbing dan Sokong Kembang Dangar. Wilayah Sokong Belimbing sendiri terbentang dari Timur Sungai Sokong hingga Desa Selelos, Kecamatan Gangga, sedangkan Sokong Kembang Dangar terbentang dari barat sungai sokong sampai daerah Mambalan, Kecamatan Gunung sari, Kabupaten Lombok Barat.
"Terkait Kedatuan Sokong Kembang Dangar, hingga saat ini ada masyarakat di sebuah perkampungan, yakni di Kampung Adat Prawira Desa Sokong, Kecamatan Tanjung, masih mempertahankan adat istiadatnya serta merawat dan menjaga benda benda peninggalan bersejarah milik Kedatuan Sokong Kembang Dangar, " ungkap Pemangku Kampung Adat Prawira Raden Prawangsa Jaya Ningrat.
Prawira dalam hal ini berasal dari kata Perwira yang dulunya merupakan petinggi dari Kedatuan Sokong Kembang dangar itu sendiri.
"Merujuk pada Kedatuan Sokong Kembang Dangar, pada masanya pusat kepemimpinan terletak di kampung prawira.Jadi asal usul nama prawira di sini, yaitu petinggi, yang dulunya merupakan petinggi petinggi Kedatuan Sokong Kembang Dangar," jelasnya.
Di tengah perkampungan Prawira, ada sebuah gubuk atau masyarakat setempat menyebutnya Bale Beleq tempat menyimpan benda benda bersejarah milik Kedatuan Sokong Kembang Dangar.
Raden Prawangsa menjelaskan didalam bale beleq tersimpan benda pusaka seperti Al-Qur'an tulis tangan, lontar dan senjata perang.
"Nah di balr beleq ini tempat disimpannya benda benda bersejarah seperti, Al-quran tulis tangan, beberapa lontar, manik manik, potongan baju perang, dan juga bebadong" tambahnya
Guna menjaga benda benda bersejarah tetap utuh, setiap setahun sekali tepatnya setiap bulan Agustus, masyarakat setempat mengadakan ritual besar, yakni ritual "Memarek".
Memarek merupakan ritual yang didalamnya ada rangkaian acara seperti ziarah dan membersihkan benda benda bersejarah.
"Setiap setahun sekali, yakni pada bulan Agustus, masyarakat di kampung Prawira mengadakan ritual Memarek, nah memarek ini sebenarnya ziarah kubur, tetapi rangkaian acaranya bukan hanya ziarah kubur namun juga prosesi didalamnya yakni membersihkan benda benda pusaka, " imbuhnya.
Selain Bale Beleq, Raden Prawangsa juga menjelaskan ada 3 berugak yang memiliki fungsi berbeda beda yang masih dijaga masyarakat setempat hingga saat ini.
"Ada 3 berugak disini yang tersusun dengan rapi yang mempunyai tiga fungsi, yang pertama yang terletak di paling bawah, yakni brugak periapan di mana segala tempat persiapan acara ada di sana. Kedua berugak peroahan, dan ketiga, yakni brugak kekelat.Di berugak kekelat ini tempat di mana para petinggi didudukkan, disitulah prosesi adat itu berlangsung" ujarnya.
Raden Prawangsa juga menyebutkan, yang menarik dari kedatuan sokong kembang dangar yang tak lepas dari sejarah agama islam yang kental didalamnya, di perkampungan tersebut juga terdapat masjid bersejarah, masjid tersebut bernama Masjid Setumpuk Kembang Dangar. Berbeda dari nama masjid pada umumnya, namun Masjid Setumpuk Kembang Dangar ini juga memiliki nilai historis yang sama dengan masjid kuno yang ada di Bayan.
"Kampung Prawira ini juga memiliki masjid kuno yang tidak lepas kesejarahannya dengan yang ada di Kedatuan Bayan, memang memiliki satu trah yang sama, Masjid Setumpuk Kembang Dangar ini arsitekturnya masih dipertahankan meski beberapa pirantinya sudah diganti" pungkasnya.
Secara garis besar, masyarakat kampung adat Prawira hingga saat ini masih menjaga adat istiadat dan benda benda bersejarah peninggalan Kedatuan Sokong Kembang Dangar guna diwariskan kepada generasi berikutnya.
Editor: Dadan Hardian
Editor: Admin
