
Masjid Al-Misbah, Samarinda, Kalimantan Timur
Penulis: Crish Haryadi
TVRINews, Samarinda
Langgar kayu yang berada di bantaran Sungai Karang Mumus kini sudah tinggal kenangan. Sejak Pemkot Samarinda merelokasi warga dari kawasan bantaran Sungai Karang Mumus, langgar tersebut dipugar dan diperluas menjadi masjid.
Ketua Masjid Al-Misbah Syahril mengatakan pembangunan masjid ini mendapat dukungan dana dari seorang pengusaha asal Banjarmasin, karena prihatin melihat kondisi langgar tersebut.
“Semula masjid ini berupa langgar kecil, dengan halaman terbatas, berdiri sejak tahun 60-an. Awalnya luas langgar ini hanya berukuran 5x10 meter dengan halaman sempit, kini deangan bangunan diubah menjadi Masjid Besar luasnya pun ditambah berukuran 21x19 meter," kata Syahril kepada TVRINews.com, Selasa (12/7/2022).
Masjid Al-Misbah atau biasa disebut Masjid Emas ini dapat menampung 700 jemaah. Namun halaman masjid yang berlantaikan keramik juga dapat digunakan untuk salat.
"Pembangunan masjid ini, melibatkan pekerja dari Jepara Jawa Tengah, baik lukisan kubah maupun enam pintu berbahan kayu jati dan ukiran dari logam alumunium," ujar Syahril.
"Nama Al-Misbah ini digunakan karena sesuai fungsinya sebagai tempat beribadah, karena pemberian nama masjid adalah nama langgar bangunan sebelumnya," sambungnya.
Masjid yang kini berdiri kokoh di pinggiran Sungai Karang Mumus, keberadaanya membuat warga ingin datang untuk beribadah atau sekadar melihat dibuat kagum atas keindahan serta kenyamanan fasilitas yang dimiliki.
Editor: Redaktur TVRINews