
Budidaya Jagung
Penulis: Nisa Alfiani
TVRINews, NTT
Pemerintah akan melakukan pengembangan budidaya jagung di Kabupaten Keerom, Papua dan Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
Di Kabupaten Keerom akan dilakukan pada lahan seluas 10.000 hektare (ha), yang terdiri dari 7.000 ha merupakan Area Penggunaan Lain (APL) dan 3.000 ha merupakan area ex-plasma sawit.
“Untuk tahap awal, pengembangan budidaya jagung dilaksanakan pada lahan seluas 3.000 ha ex-plasma sawit yang berada di 7 kawasan, yakni Kampung Wambes, Wembi, Suskun, Workwana, Pyawi, Wonorejo dan Yamara,” ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Jumat (5/8/2022).
Basuki menjelaskan Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air telah melaksanakan berbagai kegiatan di antaranya mobilisasi peralatan dan tenaga kerja ke lokasi pekerjaan.
“Selanjutnya, akan dilakukan pekerjaan land clearing dan pembangunan saluran drainase di lokasi ex-plasma sawit seluas 3.000 hektare yang akan terkontrak pada 5 Agustus 2022 (MYC 2022-2023),” ujarnya.
Untuk program budidaya jagung di Kabupaten Belu, pada musim tanam saat ini dipusatkan di Blok C pada lahan food estate di Bendungan Ratiklot, seluas 16 hektare dari luas layanan 22 ha.
“Dukungan infrastruktur dilakukan melalui pembangunan jaringan irigasi sprinkler dengan memanfaatkan air dari Bendungan Ratiklot sebanyak 150 unit big gun sprinkler untuk lahan 55 ha,” tutur Basuki.
"Maka dari itu, pentingnya tata kelola air (water management) dalam mendukung pertanian itu demi memastikan aliran air berjalan baik. Kuncinya ada pada ketersediaan air untuk irigasi, baru diikuti dengan teknologi pertaniannya," sambungnya.
Selain bersumber dari Bendungan Ratiklot, pembangunan jaringan irigasi sprinkler juga dilakukan dengan memanfaatkan air dari Bendungan Haliwen sebanyak 50 unit big gun sprinkler untuk lahan 20 ha dan Bendungan Haekrit 200 unit big gun sprinkler untuk 60 ha.
Editor: Redaktur TVRINews