Penulis: Ahmad Richad
TVRINews, Nusa Dua
Pertemuan G20 2nd Health Minister Meeting (HMM) menjadi momentum untuk tanaman obat Indonesia masuk ke pasar-pasar besar internasional.
Baca Juga: Menko Airlangga: Indonesia Siap Jadi Ketua ASEAN 2023
Pada pertemuan itu, beberapa peserta HMM mendatangi meja tepat di bagian depan stan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu (B2P2TOOT).
Wajah mereka tampak menyiratkan antusiasme. Sembari melihat-lihat dan menyentuh bagian isi dari kotak segi empat itu, mereka berbincang-bincang dengan penjaga stan tersebut.
Kotak yang dijadikan sebagai suvenir bagi para delegasi itu adalah unique repository of Indonesian plants (URIP). Diberi sekat hingga membentuk empat ruang, kotak itu diisi dengan Anyang-anyang (Elaeocarpus grandiflorus Sm), Kecipir (Psophocarpus letragonolobus (L) DC), Kayu Ules (Helicteres Isora L), dan Jagung jali (Coix lacryma jobi L).
Keempatnya merupakan jenis tanaman obat hasil penelitian Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu (B2P2TOOT).
"Jadi kami mempromosikan tanaman obat di Indonesia melalui kreasi kesenian dalam bentuk suvenir," kata Kepala B2P2TOOT Akhmad Syaikhu, Kamis (10/11/2022).
Syaikhu menjelaskan, anyang-anyang secara empiris digunakan sebagai antidiabetes dan disentri. Kecipir dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh terhadap banyak infeksi, dan dikenal untuk membantu dalam pencegahan kanker, diabetes, dan asma.
Sedangkan kayu ules secara empiris digunakan sebagai antipiretik dan antioksidan. Lalu biji jagung jali membantu menghambat pertumbuhan sel kanker dan meningkatkan fungsi hormonal.
Gelaran G20, lanjut Syaikhu, menjadi kesempatan baik bagi Indonesia untuk memperkenalkan tanaman obat dan obat tradisional khas negeri ini. Itulah sebabnya, pada side event wellness and tourism pada 14 November mendatang pun, lebih dari 50 mitra akan ikut mempromosikan produk berbahan baku tanaman obat tradisional.
"Mereka, antara lain, pelaku industri obat tradisional, kecantikan dan spa, termasuk organisasi profesi di bidang pengobatan tradisional," ucap Syaikhu.
Sebagai informasi, pertemuan 2nd Health Minister Meeting (HMM) yang berlangsung dua hari itu merupakan rangkaian dari kegiatan Presidensi G20. Puncak acara, yakni Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, akan berlangsung di Nusa Dua, Bali, pada 15-16 November mendatang.
Baca Juga: Menhub Cek Bus Listrik Merah Putih Pendukung Mobilitas KTT G20
Kegiatan HMM diikuti 190 delegasi dari negara anggota G20 dan negara maju lain, seperti Singapura, Uni Emirates Arab, Swiss, Belanda, dan perwakilan dari beberapa negara mewakili regional seperti ASEAN, Pacific Island Forum, African Union, Caribbean Community, dan NEPAD. Sejumlah organisasi internasional seperti WHO, World Bank, GAVI, CEPI, Global Fund, dan OECD juga hadir dalam acara tersebut.
Editor: Redaktur TVRINews