
Klon Unggul BL-50, Cokelat Sumatera Barat Berkualitas Dunia
Penulis: Rahmat Fatahillah Ilham
TVRINews, Padang
Sumatera Barat menjadi salah satu provinsi penghasil Kakao (cokelat) terbesar di Indonesia. Buah kakao yang dihasilkan merupakan kualitas superior, klon BL-50.
Dari sisi citarasa, klon BL-50 ini sudah memenangkan International Cocoa Awards dengan kategori 50 sampel kakao terbaik di Paris, Prancis Oktober 2015 lalu.
Badan Pusat Statistik mencatat ekspor kakao dalam 5 tahun terakhir mengalami peningkatan 7,31 persen sampai 7,53 persen per tahun.
Yul Akhri atau biasa dikenal Pak Yul merupakan salah satu pendamping petani kakao di Sumatera Barat, menganjurkan agar petani lebih banyak mengembangkan kakao klon BL-50 ini karena terbukti unggul. Untuk menjaga produktivitas sebaiknya penanaman menggunakan bibit sambung pucuk.
"Kalau kita gunakan teknik lain seperti dari bijinya, buah yang dihasilkan tidak seperti induknya, karena dipengaruhi oleh adanya pembuahan hasil persilangan (kaidah Mendell). Teknik sambung pucuk ini ternyata cocok, diharapkan buah yang dihasilkan sama seperti induknya," kata Yul Akhri saat diwawancarai TVRINews.com, Minggu (10/10/2021).
Pohon kakao sambung pucuk akan berproduksi 2 tahun setelah tanam.
"Bibit sambung pucuk ditanam di kebun 3-4 bulan setelah disambung. Dalam waktu 1,5 tahun di kebun, pohon kakao sudah mulai berbunga. Umur 2 tahun bisa panen. Dari pengalaman saya, pohon berumur 2-3 tahun mampu menghasilkan 1kg biji kakao kering. Produktivitas ini meningkat sesuai usia pohon," ujarnya.
Pak Yul menguji kelebihan klon unggul BL-50 ini. Ia menyebutkan rata - rata buahnya lebih besar dibanding dengan jenis lain. Ukuran biji BL-50 juga lebih besar dan berat.
"Dari yang saya pernah uji sekitar 17 buah kakao BL-50 bisa menghasilkan 1 kilogram biji kering, kalau jenis lain itu membutuhkan 20 sampai 25 buah. Untuk 1 kg biji kering, klon BL-50 hanya butuh sekitar 670 biji, sedangkan yang lain butuh lebih dari 800 biji," tutup Pak Yul.
Penanaman kakao umumnya pada ketinggian 0-800 meter di atas permukaan laut, tetapi BL-50 bisa berproduksi baik hingga ketinggian 1000m dpl. Untuk memudahkan perawatan dan mengoptimalkan produksi buah, pemeliharaan pohon kakao dengan maksimal ketinggian 2 meter.
"Ada batasan kemampuan pohon untuk menghasilkan buah, batasan ini adalah karakter genetik. Agar bantalan buah, mulai dari pangkal pohon tidak sia-sia baiknya pohon kakao dipelihara rendah dengan dahan dan ranting produktif serta bantalan buah yang cukup untuk produktivitas optimal", ucap Pak Yul.
Editor: Dadan Hardian
Editor: Admin
