Penulis: Nisa Alfiani
TVRINews, Surabaya
Kementerian Perhubungan akan terus mengoptimalisasi layanan Tol Laut Angkutan Khusus Ternak guna mendukung swasembada daging Nasional.
Hal ini ditegaskan dalam kegiatan rapat koordinasi teknis penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan ternak tahun 2022 yang mengangkat tema “Optimalisasi layanan Tol Laut Angkutan Khusus Ternak untuk Mendukung Swasembada Daging Nasional di Masa Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)" di Hotel JW Marriot Surabaya, Kamis (25/8/2022).
“Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menyamakan persepsi dan kesatuan pandangan antara Kementerian Perhubungan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Dalam Negeri, BPH Migas, Pemerintah Daerah, Peternak, dan operator kapal sehingga diharapkan dapat menghasilkan embrio-embrio kebijakan dalam penyelenggaraan pelayaran angkutan ternak yang lebih tepat sasaran,” kata Kasubdit Angkutan Laut Khusus dan Usaha Jasa Terkait, Capt. Pujo Kurnianto.
Baca Juga: Kemenhub Dorong Kesetaraan Aksesibilitas Transportasi Bagi Kelompok Rentan
Menurut Pujo, melalui pertemuan ini diharapkan pelayanan kapal angkutan ternak dapat ditingkatkan, sehingga dapat meningkatkan perekonomian para peternak di tingkat produsen dan menjamin ketersediaan daging di pasar konsumen.
“Tujuan akhirnya tentu adalah memperlancar arus distribusi ternak melalui angkutan laut dengan memperhatikan prinsip animal welfare di masa wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK),” ujar Pujo.
Lebih lanjut, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Hendri Ginting menyampaikan, bahwa sejak diluncurkan pada tahun 2015, program Tol Laut dan Angkutan Laut Khusus Ternak terus mengalami peningkatan dan perkembangan, baik dari segi trayek, jumlah muatan, maupun kapasitas.
“Kapal khusus angkutan ternak sendiri merupakan salah satu sub sistem dari sistem angkutan laut nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah, dengan memberikan subsidi operasi kepada armada kapal khusus angkutan ternak dari dana APBN, yang disalurkan pada setiap tahun anggaran melalui DIPA. Program tersebut selaras dengan prioritas percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia,” ujar Ginting.
Baca Juga: Dipanggil MKD DPR RI, Ketua IPW: Saya Tegaskan Tidak Ada Aliran Dana Sambo ke DPR
Adapun latar belakang timbulnya kapal khusus angkutan ternak merupakan konsekuensi logis dari keadaan geografis Indonesia, dengan segala kaitannya antara lain beragamnya tingkat kebutuhan dan kemampuan produksi hasil ternak masyarakat yang disebabkan oleh kondisi geografis tersebut.
Selain itu, tingkat distribusi ternak di Indonesia masih termasuk kurang, dikarenakan keterbatasan kemampuan armada angkutan laut nasional dalam negeri (belum tersedia kapal khusus pengangkut ternak).
Editor: Redaktur TVRINews