
FHTF Perkuat Komitmen Percepat Target Vaksinasi Covid-19 Tercapai Pertengahan 2022
Penulis: Christhoper Natanael Raja
TVRINews, Jakarta
Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Keuangan dari Indonesia maupun Italia memimpin jalannya Kick Off G20 Joint Finance-Health Task Force (FHTF) yang berlangsung secara hybrid, pada Senin (20/12/2021) malam. Pertemuan ini merupakan tindaklanjut dari KTT G20 di Roma, Italia pada 29 Oktober lalu.
Sebelumnya, dalam pertemuan tersebut menyepakati pembentukan Satuan Tugas Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan untuk memperkuat kesiap siagaan global dalam mengendalikan pandemi melalui Prevention, Preparedness and Response (PPR).
Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Tata Kelola Pemerintahan Ronaldus Mujur menyampaikan harapannya dari pertemuan ini menjadi titik permulaan yang baik bagi pemulihan sistem kesehatan global, agar dunia bisa segera keluar dari masa pandemi Covid-19.
“Agenda hari ini memiliki arti khusus karena hasil diskusi kita diharapkan dapat menjadi output konkret dari Kepresidenan G20 Indonesia terutama pada isu prioritas kesehatan,” kata Ronaldus, Rabu (23/12/2021).
Dalam kick off G20 FHTF terdapat tiga isu utama yang dibahas, yakni menyusun program kerja dan menetapkan road map, pembentukan sekretariat, dan kesenjangan pembiayaan dalam pencegahan, kesiapsiagaan serta respons pandemi.
Pada pembahasan road map, FHTF menguatkan komitmennya untuk mendukung target vaksinasi 70 persen dari total populasi paling lambat pada pertengahan 2022 serta akses yang sama ke VTD (Vaccine, Therapeutic, Diagnostic).
Untuk mencapai target vaksinasi tersebut, Indonesia mendorong kemudahan akses vaksin yang merata bagi seluruh negara serta adanya dukungan pembiayaan yang memadai terutama bagi negara-negara berpenghasilan rendah.
Kemudian, dalam pertemuan tersebut juga membahas pembentukan kepengurusan G20 FHTF yang efisien dan efektif, transparan terhadap pekerjaan yang dilakukan, mendukung pendekatan One Health, serta mampu menjalin koordinasi yang baik dengan organisasi internasional dan mitra.
Ketidaksiapan dunia dalam menghadapi pandemi telah menelan biaya penanganan yang sangat tinggi. Pembiayaan yang memadai menjadi salah satu celah dalam arsitektur kesehatan global yang telah diidentifikasi oleh G20.
Sehingga, diperlukan model pembiayaan baru yang lebih besar dan lebih cepat untuk memperkuat serta menghilangkan kesenjangan negara-negara rentan dalam upaya pencegahan, kesiapsiagaan dan respons pandemi.
Editor: Desi Krida