
Sejumlah peneliti dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada Yogyakarta memaparkan sejumlah analisis terkait erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur.
Penulis : Oseani Putri
TVRINews, DI Yogyakarta
Sejumlah peneliti dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta memaparkan sejumlah analisis terkait erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur yang terjadi pada Sabtu, 4 Desember 2021.
Vulkanolog UGM, Wahyudi mengungkapkan letusan yang terjadi pada Gunung Semeru bertipe strombolian yang biasanya diikuti dengan pembentukan kubah dan lidah lava baru.
Terkait eruspi Semeru 4 Desember 2021, menurutnya guguran kubah lava yang dipicu tingginya curah hujan menyebabkan terjadinya luncuran awan panas dengan jangkauan awan panas melebihi dari rekomendasi jarak aman.
Hal senadadiungkapkan peneliti gunung api UGM lainnya, Herlan Darmawan. Menurutnya letusan Gunung Semeru umumnya letusan abu bertipe vulkanian dan strombolian yang terjadi 3 hingga 4 kali setiap jam. Letusan tipe vulkanian dicirikan dengan letusan eksplosif yang kadang kadang menghancurkan kubah dan lidah lava yang telah terbentuk sebelumnya.
Otoritas setempat mengeluarkan peringatan kepada masyarakat akan potensi jangkauan awan panas yang melebihi 5 Km.
Namun sebelum semua masyarakat meninggalkan area berbahaya awan panas terlebih dahulu mencapai area tersebut. Hal ini mengindikasikan adanya precursor atau tanda-tanda erupsi yang cukup singkat antara waktu kejadian erupsi dengan proses evakuasi.
Editor: Desi Krida