
foto: Unsplash
Penulis: Intan Kusumawardani
TVRINews, Jakarta
Indonesia sedang membangun kilang lithium dan fasilitas produksi bahan anoda untuk melengkapi industri bahan baterai berbasis nikel.
Pembangunan kilang tersebut bertujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat pembuatan kendaraan listrik (EVs).
Baca Juga: Presiden Jokowi: Pembangunan Infrastruktur IKN Sudah Dimulai
“Saat ini investor sedang membangun pabrik lithium hidroksida dengan kapasitas 60.000 ton di jantung industri nikel di Morowali,” kata Septian Hario Seto, Wakil Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Selasa (29/11/2022).
Pembangunan pabrik material anoda dengan kapasitas 80.000 ton tersebut rencananya akan mulai dibangun pada bulan Januari mendatang
“Kita sedang membangun ekosistem, jadi kita tidak hanya memproduksi komponen berbasis nikel dan kobalt saja,” Ucap Septian.
Kedua bahan tersebut dibutuhkan untuk membuat baterai EV dimana saat ini Indonesia sudah mulai memproduksi suku cadang baterai EV yang diekstraksi dari nikel.
“Tetapi bahan lain juga dibutuhkan untuk memproduksi baterai EV,” tambah Septian.
Lebih lanjut, saat ini Indonesia belum memiliki tambang lithium sendiri, namun wakil Menteri koordinator bidang kemaritiman tersebut tidak menyebutkan darimana sumber biji lithium untuk pabrik tersebut.
Baca Juga: Bali akan Dikembangkan Sebagai Destinasi Unggulan Health Tourism
Sebagai informasi, pemerintah Indonesia telah melarang ekspor nikel yang belum diolah untuk menarik investasi di dalam negeri dan telah mengamankan bahan untuk produksi logam nikel dan bahan baterai dalam negeri.
Editor: Redaktur TVRINews