
Amankan KTT G20, TNI AL Kerahkan 12 Kapal Perang dan 3000 Personel
Penulis: Basri A
TVRINews, Nusa Dua
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) mengerahkan 12 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dan 3000 personel untuk pengamanan laut Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Forum G20 di Bali.
Baca Juga: Amankan 17 Kepala Negara, Panglima Andika: Kami Terjunkan 14.351 Personel TNI
KRI yang dikerahkan untuk melakukan patroli pengamanan pada 12 mil teritorial di kawasan Nusa Dua, Bali pada 15 hingga 16 November 2022 mendatang yakni KRI Raden Eddy Martadinata-331, KRI Surabaya-591, KRI Teluk Banten-516, KRI Bima Suci, KRI Karel Satsuit Tubun-356, KRI Sultan Iskandar Muda-367, KRI Fatahillah 361, KRI Sultan Nuku-373, KRI Tarakan-905, KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355, KRI Untung Suropati-372, KRI Hasan Basri-382, serta tiga unit helikopter panther dan dua helikopter Bell.
Sementara 3.000 personel dalam pengamanan tersebut termasuk pasukan khusus Gabungan dari Koarmada I, II, dan III dengan marinir itu akan dipimpin laksma TNI Hutabarat sebagai Komandan Satuan Tugas Laut (Dansatgasla). Apel gelar pasukan dan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AL untuk pengamanan laut KTT G20 dilaksanakan di Dermaga Madura Koarmada II, Ujung Surabaya.
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI, Yudo Margono mengatakan, tidak ada gabungan dengan pasukan atau kapal perang negara lain anggota G20. Kalaupun ada, mereka disediakan wilayah perairan Lombok untuk ikut jangkar.
"Kami sarankan mereka ikut jangkar di tempat yang sudah ditentukan. Kita beri di daerah Lombok atau Benoa. Kita harap tidak masuk pengamanan. Teritorial kita kedaulatan kita. Jadi kalau mereka mau pengamanan di luar teritorial," kata Yudo.
Menurut Yudo, Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan G20 akan mengambil penuh pengamanan wilayah laut, karena tidak ada negara lain yang mengajukan latihan operasi gabungan dengan TNI AL Indonesia.
"Pengamanan kita tidak ada campur tangan dengan negara lain karena kita tidak tahu negara lain bagaimana prosedurnya. Kalau ikut harusnya ada latihan operasi gabungan bersama. Sampai sekarang belum ada," tuturnya.
Usai apel, Yudo meninjau seluruh kesiapan pasukan termasuk kapal. Salah satunya senjata torpedo anti kapal selam milik KRI KAREL SATSUITUBUN-356 dipastikan berfungsi.
"Apabila ada kapal selam lawan terdeteksi sonar, akan kami komunikasikan dahulu. Kalau tidak mau muncul akan kita beri tembakan peringatan RBU, itu akan mengganggu ringan. Kalau tidak maka akan kita beri tembakan torpedo," ujarnya.
Baca Juga: KTT G20, Menko Luhut: Ayo Tunjukkan Kita Bukan Negara Ecek-Ecek!
Yudo menegaskan, seluruh personel untuk siap tempur menjaga keamanan NKRI. "Indonesia dipertaruhkan menjaga para kepala negara. Yang saya perintahkan bukan sekedar siap operasi, tapi siap tempur, mengantisipasi gangguan musuh," tegasnya.
Diketahui forum G20 akan berlangsung 15-16 November mendatang, yang beranggotakan Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Prancis, China, Turki, dan Uni Eropa.
Editor: Redaktur TVRINews
Artikel Terkait
Terbaru
Rekomendasi

Jurnalis Asing G20 Berburu Oleh-Oleh dari Hasil Tangan UMKM Bali

Pemerintah Serius Bidding IKN untuk Olimpiade 2036

DPSP Labuan Bajo Jadi Pembahasan di KTT G20
