
Foto: Reuters
Penulis: Intan Kusumawardani
TVRINews, Mumbai
Pemerintah India berusaha untuk menenangkan kemarahan di dalam dan luar negeri setelah dua pejabat partai BJP (Bharatiya Janata Party) yang berkuasa membuat pernyataan tentang Nabi Muhammad, Senin (6/6).
“Negara-negara termasuk Kuwait, Qatar, Arab Saudi, Oman, UEA, Afghanistan, Pakistan dan Iran menuntut permintaan maaf dari pemerintah karena mengizinkan pernyataan yang menghina itu” kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri India.
Dilansir dari Reuters, diplomat India yang ditempatkan di negara-negara Islam tetangga dipanggil oleh pejabat di negara-negara tersebut untuk memprotes komentar pejabat BJP.
"Penghinaan ini datang dalam konteks meningkatnya intensitas kebencian dan penghinaan terhadap Islam di India dan pelecehan sistematis terhadap Muslim,” kata The Organisation of Islamic Cooperation (OIC) dalam sebuah pernyataannya.
Baca Juga: Piala Presiden 2022, Menpora: Sudah Pasti Ada Penonton
Sebelumnya, Juru Bicara BJP, Nupur Sharma diduga mengolok-olok Alquran dengan mengatakan "bumi itu datar". Sharma bahkan mengolok Nabi Muhammad karena menikahi gadis yang masih kecil dalam sebuah debat di televisi pada Mei lalu.
“Nabi Muhammad menikahi seorang gadis berusia enam tahun dan kemudian berhubungan dengannya pada usia sembilan tahun,” ujar Sharma dalam sebuah video yang kini telah dihapus oleh saluran televisi tersebut.
Angkatan Bersenjata Pakistan dalam sebuah tweet "mengutuk keras pernyataan penghujatan" oleh para pejabat India.
"Tindakan keterlaluan itu sangat menyakitkan dan jelas menunjukkan tingkat kebencian yang ekstrem terhadap Muslim dan agama lain di India," dalam unggahannya.
Baca Juga: PM Anthony Albanese akan Hadiri KTT G20 di Bali
Kementerian Luar Negeri India mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tweet dan komentar ofensif itu, dengan cara apa pun, tidak mencerminkan pandangan pemerintah.
"Tindakan keras telah diambil terhadap orang-orang ini oleh badan-badan terkait. Sangat disesalkan bahwa Sekretariat OIC sekali lagi memilih untuk membuat komentar yang memotivasi, menyesatkan dan nakal," ujar Arindam Bagchi, seorang Juru Bicara Pemerintah India.
Editor: Redaktur TVRINews