
Bharada E Ungkap Kronologi Detik-Detik Dirinya Melayangkan Timah Panas ke Brigadir J
Penulis: Nirmala Hanifah
TVRINews, Jakarta
Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu (Bharada E), beberkan detik-detik terjadinya kejadian berdarah yang menewaskan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J), dirumah dinas Jalan Duren Tiga No 46 Jakarta Selatan.
Dihadapan Majelis Hakim, Bharada E menyebut, dirinya tidak tahu bagaimana skenario Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi untuk mengajak Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) agar pergi ke rumah dinas, di Jalan Duren Tiga No 46 Jakarta Selatan.
“Pada waktu perencaan di Lantai 3 tadi, kan saudara mengatakan nanti kita kerumah dinas gitukan? terus bagaimana cara membawa korban (Brigadir J) kesana?,” tanya hakim kepada Bharada E
“Siap ya mulia. Tidak tahu, tidak ada ya mulia. Tidak ada obrolan,” jawab Bharada E
“Saya tidak tahu. Karena saya datang korban sudah ada ya mulia,” terusnya.
Lebih lanjut, saat Bharada E ingin menuju rumah dinas, dirinya berada dalam satu mobil dengan Putri Candrawathi.
“Saat ingin menuju rumah dinas, siapa saja yang naik mobil saudara itu,” tanya Hakim
“Izin, sudah ada ibu sejak pertama kali saya ingin masuk mobil ya mulia. Ibu duduk samping kiri ya mulia. Sudah ada ibu terus didepan ada bang Ricky, ada almarhum (Brigadir J) juga, baru dibelakang Kuat ya mulia,” jawab Bharada E.
“Jadi saudara duduk dibelakang bersama dengan saudara Kuat” tanya Hakim
“Benar ya mulia,” jawab Hakim
Usai semuanya berkumpul, mereka berjalan menuju rumah dinas mantan Kadiv Propam Ferdy Sambo. Sesampainya disana, Kuat Ma'ruf masuk terlebih dahulu ke dalam rumah tersebut.
“Siapa yang masuk duluan,” tanya Hakim
“Om Kuat ya mulia,” jawab Bharada E
Ketika berada di Duren Tiga, Bharada E bergegas menuju ke lantai 2 rumah tersebut. Dengan perasaan takut, Bharada E berdoa terlebih dahulu sebelum lakukan aksi berdarah tersebut.
“Saya langsung rada takut pada saat itu ya mulia. Saya naik lantai dua kan, pikiran saya 'wah sudah mau terjadi nih',” jelas Bharada E
“Saya berdoa dulu di kamar. Selesai berdoa, saya agak diam sedikit, tidak lama kemudian ada suara dibawah,” terusnya
Mendengar suara tersebut, Bharada E kemudian menghampiri sumber suara tersebut. Sesampainya di ujung tangga, Bharada E melihat Ferdy Sambo seorang diri sudah mengenakan sarung tangan berwarna hitam.
“Saya langsung turun ke bawah, sampai diujung tangga, saudara ‘FS’ disitu dia sudah memakai sarung tangan ya mulia. Sarung tangan karet warna hitam,” ucap Bharada E
“Terus, dia tanya ke saya 'sudah kau isi senjatamu?'” tanya Ferdy Sambo kepada Bharada E
“Siap belom dan” jawab Bharada E
“Kau isi (Kokang),” tegas Sambo
Tak lama kemudian, Bripka Ricky, Kuat Ma’ruf bersama dengan Brigadi J memasuki rumah tersebut. Lalu, Sambo memanggil Brigadir J untuk menuju kehadapannya
“Itu pas masuk, pak ‘FS’ langsung lihat ke belakang 'sini kamu (Brigadir J)’ langsung pegang leher 'berlutut kamu ke depan saya, berlutut kamu, berlutut' disuruh berlutut ya mulia” ujar Bharada E, tirukan perintah Sambo
Kemudian, Ferdy Sambo langsung melirik Bharada E dan meminta dirinya untuk langsung menembak Brigadir J.
“Terus bapak ‘FS’ melirik ke saya, dan bilang 'woy kau tembak, kau tembak cepat, cepat kau tembak', saya langsung keluarkan senjata, langsung saya tembak ya mulia,” beber Bharada E.
Saat dipaksa untuk berlutut, Brigadir J yang kebingungan bertanya kepada Ferdy Sambo. Kenapa dirinya di suruh lakukan seperti itu.
“Pada saat ditodong, itu korban cuma bilang begini ya mulia 'ih pak, kenapa pak? ada apa pak?' Tangannya di depan,” jelas Bharada E
“Lalu beliau 'kau berlutut, berlutut'. Jadi posisinya tuh tidak jongkok, cuma agak menurun saja ya mulia dan tangannya ke depan tadi,” sambungnya
“Saudara menembak korban Yosua, jarak berapa meter,” tanya Hakim
“Sekitar dua ya mulia,” Jawab Bharada E
“Bagaimana cara saudara menembaknya,” tanya Hakim
“Saya keluarkan saja (tembakan). Saya sempet tutup mata saat tembakan pertama,” jawab Bharada E
Editor: Redaktur TVRINews
